Menjelang 100 Tahun Kebangkitan Nasional
100 Tahun Kebangkitan Nasional
100 Tahun Kebangkitan Nasional
Jawa = Japan
Kalau sudah Jawa kenapa harus Japan?
Judul diatas mungkin sudah membuat agak penasaran. Ya, bagaimana mungkin Jawa bisa sama dengan Jepang??? Sungguh dua hal yang bertolak belakang. Namun, persamaan diatas saya ambil dari sisi kebudayaannya. Era globalisasi telah menyebabkan kawula muda kurang memperhatikan kebudayaan sendiri dan malah menyenangi kebudayaan negara lain, misal Jepang (karena saya lihat kebanyakan dari mereka suka hal-hal berbau Jepang, termasuk saya!). Karena itulah saya menulis posting pertama saya ini, yang juga terinspirasi oleh buku “Citra Diri Orang Jawa”. Jika banyak kesalahan pada tulisan saya ini, saya hanya bisa memohon agenging pangapunten.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa aspek Jawa saya tulis disini kebanyakan merupakan cerminan dari kehidupan di sakupenging Ngayogyakarta Hadiningrat. "Kehidupan pada masa Jawa Kuno (Ancient Java) yang adiluhung diharapkan dapat menjadi pribadi Indonesia Futura" (Citra Diri Orang Jawa, sinopsis ). Setelah membaca itu langsung terbersit ke-adiluhung-an budaya Jawa yang tidak kalah apabila dibandingkan dengan kebudayaan negara lain. Lihat saja, patokan globalisasi sekarang adalah Inggris atau eropa, ada bahasa, table manner, lifestyle, dan juga karakter mereka, namun bukan tidak mungkin Jepang akan menggesernya karena sekarang juga mulai banyak yang suka akan kebudayaan jepang, dari bahasanya hingga arsitektur dan karakter orang orangnya.
Kebudayaan merupakan hasil olah pikir manusia atau sebuah komunitas (masyarakat) yang lalu menciptakan sesuatu dimana sesuatu ini dapat berupa apa saja dan mencakup segala aspek kehidupan. Kebudayaan juga bersifat akumulatif yang berarti semakin tua suatu masyarakat maka kebudayaan yang dimiliki juga semakin kompleks dan adiluhung. Misalnya saja, kebudayaan China, Arab, Inggris dan tentu saja Jepang. Indikator umur sebuah kebudayaan juga dapat dilihat dari bahasanya, kosakata bahasa negara tesebut. Lihat saja kosakata bahasa China dan Jepang yang begitu banyak, lalu dalam bahasa Arab, hewan saja bisa mempunyai 7 sebutan!
Langsung saja kita bandingkan Jawa dengan Jepang.